Senja menyenggolku
dengan sengaja dari ufuk timur, ketika aku, dinda, achi dan nji akan menempuh
jakarta menuju kota ramah bernama jogja dengan menggunakan kereta api. Sebersit
langkah kecil kutinggalkan disini, dengan canda yang mengiringi keberangkatan kami..
*sisa senyum lelah
di tengah perjalanan menuju kota cantik bernama jogja
*aku dan dinda
Wajah lelah
bercampur mata yang bergelayut dengan cepat berganti senyum semeringah, ketika
melihat papan besar yang bertuliskan stasiun lempuyungan. ku tatap mega mentari
penuh seri, lalu kuhirup sejuk aroma udara khas sekitar jogja yang menelusuk
jutaan rindu yang membeku.
*stasiun lempuyungan
JOGJAKARTA!
Singkat cerita, aku
bersama mereka yang bersahaja, penuh semangat untuk menuju sebuah pantai di
ujung kota jogja, peluhnya mampu merangkulku untuk berpelukan dengan alam.
Sejentik kesunyian buyar melalui deburan ombak yang kulihat beriring dari
kejauhan. Langkah kakiku mulai bergegas dan membuat jejak tipis di bawah
kanvas terbesarku yang bernama langit.
*aku, mereka, dan
pantai
*(jack, ayunda, nji,
adinda, achi, kodok)
Ku tatap sekitar
pantai sepi, ku perhatikan damai birunya laut, tenangnya suasana mampu membuat
darahku berdesir hebat hingga terpikat. Rasanya ingin terus ku merasa seperti
ini. Bahkan hingga bulir laut habis diserap bumi. Tak akan ku lewatkan
gurat siluet sempurna tanpa sebuah jepretan kamera melalui bias lekuk pagi yang
tuhan pancarkan dalam sebuah garis pantai tipis nan eksotis.
*akan kuhapus garis
cakrawala, agar matahari tidak tenggelam...
*sebersit canda yang menangkap sebuah cerita
*aku ingin menjadi seekor burung yang lepas
tanpa batas
Salah satu temanku
sedikit berceloteh dan mengajak ku mendaki sebuah tebing, masih di pantai
bernama siung. dia bilang “coba daki, dan akan kau tenemukan segores warna
indah dibalik ini”. Ku ikuti jejaknya, langkah demi langkah menata jalan menuju
puncak dengan bertelanjang kaki.
Jari jari ku mulai
sedikt terluka sedikit teriris perih, karena tertusuk kerangka tebing curam.
Kami saling membantu untuk menuju puncak goresan pelangi di ujung pendakian ini.
*dan akhirnya kami
pun mencapai puncak
Sesampainya di ujung
tebing, lelahku terbayar, perih ku hilang, bibirku rumit tak dapat berkelit,
dan badan ku diam tak dapat berkutik. Masih terekam di imajiku betapa
cemerlangnya debur suara laut menghantam kerasnya karang. Rasanya ingin
ku menghapus garis cakrawala agar matahari tak tenggelam, Mata tak terpejam
,dan siang tak berganti malam..