Friday, November 23, 2012

Candu itu Rindu


Hujan selalu membawaku ke sebuah dinding waktu. dimana tiap bulir embun mu menyeruak masuk di sela isi sela kepala. Tuhan.. kau ciptakan setetes bulir hujan bukan sebagai mesin pengingat masa lalu kan? Biar kuhirup aroma mu lebih dalam, lebih diam, dan membuat kumerasa jauh lebih tenang..


Awan menjadi kelabu, langitmu kian berseru, kemudian terlihat tetes gerimis, lalu datanglah kamu..

Biarlah melodi hujanmu membuat aku terlelap dalam gelap, membangun jalan menuju mimpi, membangkitkan mataku untuk melihat pagi, pertanda tuhan masih membiarkan aku untuk tersenyum kembali..


Kalau diperkenankan, ingin sekali rasanya ku patahkan sebagian memori ingatanku, untuk tidak menangkap siluet yang bernama rindu,  biarlah aku terdampar membeku di sebuah garis pantai lepas, agar jarak pandangku terlihat  tanpa batas. Melihat air laut jernih membiru, menerawang keberadaan makluk kecil yang saling bercumbu. Membuat garis dengan sebatang kayu.. lalu kemudian aku lupa dengan kamu..




Sebenarnya aku mulai lelah memilih, mulai lelah memulai, dan mulai takut untuk mencari siapa yang terbaik diantara mereka. Sampai kapan aku harus di pertemukan pada beberapa orang yang salah. hai tuhan, jodoh itu seperti apa? Mengapa begitu banyak langkah terjal untuk menuju sana..

Bagaimana aku tahu kalau rindu itu ada, satu satu nya jalan agar aku bertemu rindu adalah mencium wangi tubuhmu hingga aku mencandu. Tugasmu sekarang adalah membuat aku lupa, membiarkan aku tidak ingat apa apa. Melepaskan genggam yang sempat terluka dan mendoakan aku selalu bahagia..