Monday, January 6, 2014

RUMIT



Terasa hari ini semua makin menjauh . satu yang membuat ku dekat adalah tempat yang pernah kita singgahi untuk saling mengingat. 

Ketika aku duduk di meja yang sama, kopi yang sama, kamu yang berbeda, dengan percakapan hangat yang telah tiada..


Aksaramu masih berkutat melemahkan sebagian otak ku, ceritamu masih menyeruak di dalam relung batinku. Siluet senjamu masih menghantui hari hariku, dan kau meninggalkan aku..
Di permukaan mataku kau menuliskan sendu, kau dan aku begitu fasih menghancurkan pilihan. Namun tak pernah tahu bagaimana cara saling memulihkan..

Kita begitu hafal bagaimana cara saling menemukan, tapi tak pernah mengingat bagaimana cara saling menghafal..



Jejakmu terekam, jejakmu tak pernah bungkam. Ku  relakan setiap detail warna klasik di bola matamu. Ku goreskan sebagian tinta pelangi di dalam garis senyum mu.  ku biarkan senja menjadi pagi, dan ku mulai lelah menantimu untuk kembali..

Satu persatu dari mereka datang, untuk menyudahi luka yang berkepanjangan. Seorang dari mereka berkata “lupakan dia dan pilih aku”. Ada pertengkaran kelit di sudut memori, ada sayatan rumit di sela jemari. Ada kamu di dalam hati. Tapi entahlah aku tak mau mengingatnya lagi..